Selasa, 27 Oktober 2015

kritikan membangun

Tidak enak menerima kritik. Yang enak itu menerima pujian. Tapi pribadi-pribadi agung, pemimpin-pemimpin besar dalam sejarah, menghindari pujian dan memperhatikan kritik.
Tapi kritik bukan caci maki dan hinaan. Kritik itu koreksi dan nasihat. Dalam kritik yang baik, ada apresiasi terhadap objek yang dikritisinya. Dengan demikian, kritik sebetulnya adalah dukungan.
Pujian bisa merupakan dukungan, bisa juga penjerumusan. Ciri pujian yang menjerumuskan gampang dikenali: berlebihan dan terus menerus. Seseorang atau sekelompok orang memuji apa pun yang kita lakukan dan katakan, sudah dipastikan mereka adalah penjerumus.
Sedangkan mereka yang selalu mengkritisi apa pun yang kita lakukan dan katakan adalah pembenci. Kedua-duanya tidak positif.


Di zaman ini, ketika semua orang bisa mengungkapkan kritik dan pujian di medsos, mereka yang bijaksana akan memilih mana yang baik -- kritik dan pujian -- untuk diambil. Tapi mereka yang kurang pintar akan cenderung hanya mendengar dan memperhatikan pujian, karena rasanya lebih enak.
Berlaku pula hukum alam: Bila seseorang lebih banyak membuat kesalahan, sudah pasti ia lebih banyak mendapat kritikan ketimbang apresiasi. Bila sebuah tim sepak bola banyak melakukan kesalahan ketika sedang betanding, baik pelatih, penonton, maupun pengamat pasti akan lebih banyak menyampaikan kritikan daripada pujian. Pemain yang profesional dan bermental juara akan memperhatikan kritikan-kritikan itu.
Dan intesitas kritikan itu akan sebanding dengan tingkat kesalahan. Bila kesalahan itu fatal, kritikan akan sangat keras. Bila sangat fatal, kritikan bisa jadi serangan -- bahkan hukuman. Itu hukum alam. Engkau tidak bisa membalikannya.

Bila seorang hanya mau mendengar dan memperhatian pujian, alamat berbahaya.
Dalam Islam, bila engkau mendapat pujian, engkau harus kembalikan pujian itu kepada Allah, kerna hanya Dia pemilik segala puji. Bila engkau menerima kritik, bahkan hinaan, kenakan itu hanya kepada dirimu, kerna dirimulah, manusia, pemilik segala kelemahan dan kehinaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar